Senin, 20 April 2020

Quantum Reading

Sebagai seorang guru pastinya kita menyukai jika siswanya dapat menyelesaikan tugas tepat waktu juga tugas membaca tentunya. Salah satu faktor yang dapat membantu siswa menyelesaikan tugas tepat waktu adalah ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan ini dapat diperoleh salah satunya dengan kegiatan membaca. Jadi kegiatan membaca adalah sangat penting untuk bisa hidup di zaman sekarang. Menurut penelitian PISA, minat baca anak-anak Indonesia berusia 15 tahun adalah urutan ke 62 dari 70 negara yang disurvei.Nah, ada lho salah satu metode membaca yang cukup menyenangkan untuk meningkatkan kemampuan dan kemauan membaca. Metode tersebut dinamakan Quantum Reading, metode ini menggunakan teknik yang menyenangkan dan tidak membebani siswa yang ingin meningkatkan kemampuan membacaBagaimana cara kerja QR? QR memanfaatkan kemampuan otak untuk menangkap beberapa kata sekaligus dan dapat memahami kata lebih banyak dari jumlah biasanya karena sesungguhnya otak memiliki keinginan membaca cepat. Ini tidak kita imbangi dengan kegiatan membaca cepat. Kebanyakan orang justru berfikir bahwa membaca dengan lambat akan mendapat pemahaman lebih banyak sehingga cenderung membaca lambat.Mungkin sebagian besar peserta seminar juga melakukannya. Padahal membaca lambat akan menimbulkan kebosanan dan membuat pikiran berkeliaran kemana-mana. Akhirnya dapat menyelesaikan satu atau beberapa paragraf tanpa mengerti sedikitpun yang dibaca.Membaca cepat membutuhkan konsentrasi yang tinggi. Untuk meraih konsentrasi yang tinggi, siswa dikondisikan sebaik mungkin keadaan mental, fisik, dan lingkungannya

Gunawan (2003: 32) mengemukakan bahwa manusia memiliki empat jenis gelombang otak, yaitu Beta, Alfa, Theta, dan Delta. Pengukuran gelombang otak ini didasarkan pada getaran yang ditimbulkan oleh otak manusia dalam satu detik. Manusia tidak mungkin bisa berada dalam dua gelombang otak yang berbeda dalam satu waktu. Masing-masing gelombang ini menjelaskan suatu kondisi operasi otak yang berbeda. Beta adalah keadaan awas dan aktif, Theta adalah keadaan hampir tidur atau bermimpi, Delta adalah kondisi tidur tanpa mimpi, dan Alfa adalah kondisi yang terjadi saat berada dalam keadaan yang rileks tetapi waspada, misalnya membaca, menulis, melihat, dan memikirkan jalan keluar dari suatu masalah
Dari keempat gelombang otak tersebut, maka kondisi yang paling baik untuk belajar termasuk membaca adalah kondisi Alfa. Kondisi Alfa digunakan untuk mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Untuk mencapai kondisi ini guru dapat membimbing siswa melalui teknik visualisasi salah satunya belajar sambil memutar musik khusus pembelajaran.

Menurut DePorter (1999) tujuan pembelajaran Quantum Reading adalah sebagai berikut:
1.  membantu pembelajar untuk melenjit potensi dirinya,
2.  membantu meningkat pemahaman bacaan,
3.  mengatasi dalam hambatan dalam membaca,
4.  menciptakan kondisi linkungan belajar yang kondusif dalam kegiatan membaca.

Hernowo (2003:57) mengemukakan manfaat pembelajaran membaca dengan menggunakan penerapan Quantum Reading, adalah:
1.  membantu para siswa memunculkan potensi membaca mereka secara menyenangkan,
2.  meningkatkan pengetahuan yang lebih luas,
3.  menyenangkan kepercayaan diri,
4.  membangun sikap positif dalam membaca.


DePorter (2000: 185) menjelaskan tentang lima langkah pembelajaran Quantum Reading sebagai berikut:

1.  Jadilah pelajar yang Ingin tahu.
Quantum Reading berarti melontarkan pertanyaan. Sebelum memulai membaca, siswa membuat pertanyaan seputar kegiatan membaca yang akan dilakukan, misalnya:
a.  Tentang apa yang akan dibaca?
b.  Apa manfaat yang dapat saya ambil?
c.  Bagaimana saya dapat menggunakan informasi ini?
d.  Dan sebagainya.
                                                 
Dalam langkah ini, siswa diharapkan memiliki dorongan dari dalam dirinya untuk meningkatkan minat terhadap bacaan yang mereka hadapi.

2.  Masuki Keadaan Konsentrasi yang Terpusat
Membaca cepat menuntut konsentrasi yang tinggi atau otak dalam kondisi Alfa.
Tadi sudah dijelaskan bahwa untuk mencapai kondisi ini guru dapat membimbing siswa melalui teknik visualisasi dimana pembelajaran dilaksanakan sambil memutar musik khusus pembelajaran

Berikutini l langkah memasuki keadaan konsentrasi yang terpusat

  • :Duduk di kursi dengan santai. Tulang punggung tegak tapi nyaman dan tidak perlu memaksakan diri.
  • Masing-masing telapak tangan diletakkan di atas pangkuan paha kiri dan kanan. Telapak kaki menempel ke lantai.
  • Tutup mata secara perlahan dan katakan pada diri kalian, "Saya perintahkan semua anggota tubuh dan pikiran saya untuk benar-benar rileks dan masuk ke dalam keadaan Alfa."
  • Tarik napas panjang secara perlahan-lahan (gunakan pernafasan perut). Setelah mencapai tarikan yang maksimal, tahan sebentar, lalu hembusan perlahan-lahan sambil berkata dalam hati, "Rileks." Lakukan ini sebanyak tiga kali.
  • Sekarang pusatkan perhatian pada bagian atas kepala kalian. Rasakan sensasi yang terasa di sana. Lalu perintahkan agar kulit kepala kalian rileks. Lakukan ini sambil tersenyum. Kalian sekarang dapat merasakan bahwa kulit kepala kalian benar-benar rileks.
  • Dari kepala, pindahkan perhatian kalian ke bagian wajah. Perintahkan dan niatkan agar seluruh otot wajah kalian juga rileks (lakukan ini dengan santai dan perhatian penuh).
  • Dari wajah, lakukan hal yang sama terhadap otot leher dan pundak kalian. Rasakan bagian tubuh kalian ini melepaskan semua keteganggannya dan kini berada pada kondisi yang rileks.
  • Dari leher dan pundak, teruskan ke otot dada dan perut.
  • Lalu otot punggung bagian atas dan bawah.
  • Teruskan ke lengan atas dan lengan bawah.
  • Lalu ke otot pantat.
  • Teruskan dengan otot paha atas bagian depan dan belakang.
  •  Lalu ke otot betis dan akhirnya ke telapak kaki.
  • Setelah itu bayangkanlah kalian berada di suatu tempat yang benar-benar kalian sukai, tempat yang bila kalian berada di sana,
  •  Kalian akan merasa tenang, damai, dan bahagia^ Tempat ini bisa berupa tempat yang memang nyata ataupun hanya dalam imajinasi kalian.
  • Setelah kalian menentukan tempat tersebut, kini lihatlah ke sekeliling kalian. Rasakan seolah-olah kalian benar-benar berada di sana. Kalian benar-benar melihat dengan kedua bola mata kalian (jangan melihat diri kalian di sana). Bila kalian memilih lokasi gunung, rasakan hawa sejuk yang bertiup. Nikmati indahnya pemandangan dari puncak gunung itu. Sebaiknya kalian hanya seorang diri yang berada di sana. Jangan "mengajak" orang lain.
  •  Setelah itu, putar mata ke atas dan ke bawah, buka mata kalian perlahan-lahan dan mulailah membaca.



3.  SuperScan
Setelah berada di Alfa mulailah melakukan SuperScan (membaca cepat) terhadap buku Anda dengan cara, lalui setiap halaman dari tugas membacanya. Lihat keseluruhan halaman sekaligus. Biarkan jari mereka "bermain ski" menurut halaman buku. Dengan gerakan bolak-balik, seperti pemain ski yang berslalom melalui turunan, bawa mata ke bawah halaman dengan cepat. Biarkan mata mengikuti jari, mencari apa pun yang menonjol judul-bab, tebal, gambar, grafik, pertanyaan di akhir bab.

4.  Membaca
Sekali lagi, masuki keadaan Alfa. Untuk meningkatkan kecepatan membaca, siswa membaca sedikit lebih cepat dari tingkat membaca nyaman dari kecepatan membaca mereka. Saat jari mendorong mata dengan menggunakan jari sebagai penuntun visual siswa dapat melipat gandakan melintasi halaman, siswa membaca lebih cepat dan efisien daripada sebelumnya. Jari tangan menjaga agar tidak kehilangan tempat dan tidak terjadi mengulang-ulang kata-kata yang sama.
Kebanyakan orang membaca kata satu per satu. Otak kiri menekankan fokus pada bagian-bagian. Tujuan utama Quantum Reader adalah membaca seluruh kelompok kata sekaligus dengan menggunakan otak kanan, bagian yang memahami keseluruhan. Saat menggunakan jari, lihatlah beberapa kata bersamaan, frase (ungkapan) mempunyai arti yang lebih besar daripada kata yang berdiri sendiri

5.  Mengulangan
Buatlah peta pikiran tentang bacaan yang baru diselesaikan. Ini akan merekatkan pembelajaran dalam memori dan meningkatkan pemahaman terhadap memori. Peta pikiran inilah yang akan dipakai untuk mengulang pembelajaran dengan menjelaskan ke orang lai atau belajar sendiri untuk persiapan ujian


Langkah terakhir setelah membaca yakni kelima selain membuat peta pkiran atau mind map, guru juga bisa meminta siswa berpasangan dan bergiliran saling menjelaskan materi. Ini akan meningkatkan pemahaman dan memori. Materi yang semula tidak dimengerti tiba-tiab jelas. Nah, ini yang terkadang tidak disadari ketika selesai menyelesaikan quantum reading

Kesimpulan:
1.  Metode Quantum Reading berbicara tentang bagaimana belajar cara belajar yang tmenyenangkan  demi pengembangan diri
2.  Metode Quantum Reading sangat efektiv digunakan sebagai upaya peningkatan kemampuan membaca cepat.
3.  Semakin sering membaca menggunakan metode Quantum Reading dapat memaksimalkan memori otak


 Buku QUANTUM TEACHING karya Bobbi DePorter, dk