Senin, 23 November 2020

Contoh Soal AKM Numerasi di Asesmen Nasional

 Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika (numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari, serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.

Literasi membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia.

Tujuan AKM

Dalam pembelajaran terdapat tiga komponen penting, yaitu kurikulum (apa yang diharapkan akan dicapai), pembelajaran (bagaimana mencapai) dan asesmen (apa yang sudah dicapai). Asesmen dilakukan untuk mendapatkan informasi mengetahui capaian murid terhadap kompetensi yang diharapkan. Asesmen Kompetensi Minimum dirancang untuk menghasilkan informasi yang memicu perbaikan kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya dapat meningkatkan hasil belajar murid.

Pelaporan hasil AKM dirancang untuk memberikan informasi mengenai tingkat kompetensi murid. Tingkat kompetensi tersebut dapat dimanfaatkan guru berbagai mata pelajaran untuk menyusun strategi pembelajaran yang efektif dan berkualitas sesuai dengan tingkat capaian murid. Dengan demikian “Teaching at the right level” dapat diterapkan. Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran

Yuk kita pelajari contoh-contohnya

1

N1

(Sumber: dok. Kemendikbud)

Sampah anorganik lebih lama terurai dibandingkan dengan sampah organik. Waktu dekomposisi popok sekali pakai lebih lama dari plastik, namun kurang dari kulit sintetis. Berapa waktu dekomposisi yang mungkin dari popok sekali pakai?

  1. 100 tahun
  2. 250 tahun
  3. 375 tahun
  4. 475 tahun
  5. 575 tahun

 

Jawaban:

Perhatikan data pada diagram batang di atas!

- Waktu dekomposisi sampah plastik adalah 400 tahun. Jika diketahui waktu dekomposisi popok sekali pakai lebih lama dari plastik, maka waktu dekomposisi popok akan lebih dari 400 tahun.

- Waktu dekomposisi sampah kulit sintetis adalah 500 tahun. Jika diketahui waktu dekomposisi popok sekali pakai kurang dari kulit sintetis, maka waktu dekomposisi popok akan kurang dari 500 tahun.

Jadi, waktu dekomposisi popok berkisar antara 400 tahun sampai 500 tahun. 

Perhatikan pilihan jawaban di atas. Nilai yang berkisar di interval 400 dan 500 adalah pilihan D, yaitu 475 tahun.

Jadi, jawaban yang tepat adalah D

2N4

(Sumber: dok. Kemendikbud)

Pada toko beras tersebut, jenis beras yang paling banyak terjual adalah ….

Jawaban: Beras Rojolele

Pembahasan:

Berdasarkan diagram batang di atas, diperoleh hasil sebagai berikut.

Beras IR46 yang terjual adalah 180 kg.

Beras IR42 yang terjual adalah 80 kg.

Beras Rojolele yang terjual adalah 650 kg.

Beras Pandan Wangi yang terjual adalah 380 kg.

Beras merah yang terjual adalah 70 kg.

Dengan demikian, jenis beras yang paling banyak terjual adalah beras Rojolele sebanyak 650 kg.

3.

N4

(Sumber: dok. Kemendikbud)

Berdasarkan banyak beras yang terjual, perbandingan paling sederhana antara beras IR 46 dan Pandan Wangi adalah ….

Jawaban:

Karena yang diinginkan adalah banyak beras terjual, maka perhatikan diagram batang berwarna oranye, khususnya untuk beras IR 46 dan Pandan Wangi. Dari diagram diperoleh bahwa beras terjual untuk IR 46 adalah 180 kg dan beras Pandan Wangi 380 kg, maka perbandingan keduanya yaitu 180 : 380 dan jika disederhanakan 9: 19

4. 

Budi memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 61%.

Dinda memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 0,7.

Ade memegang selembar kertas bertuliskan bilangan 0,68.

Yuda memegang selembar kertas bertuliskan bilangan \frac{5}{9}.

Urutan anak yang memegang kertas bilangan mulai dari yang terkecil berdiri paling depan adalah ....

A. Yuda, Budi, Ade, Dinda

B. Dinda, Yuda, Budi, Ade

C. Budi, Dinda, Ade, Yuda

D. Yuda, Ade, Dinda, Budi

Kunci jawaban A