Pendidik bebas mempelajari komponen pada tahap lain sesuai kesiapannya masing-masing.
Pendidik bebas mempelajari komponen pada tahap lain sesuai kesiapannya masing-masing.
Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM)
Pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasiSaat menstruasi, perempuan perlu mengelola kebersihannya, yakni
mengganti pembalut setiap empat jam, mencuci tangan pakai sabun sebelum dan
setelah mengganti pembalut, dan membungkus pembalut dengan plastik/kertas bekas
sebelum dibuang ke tempat
Mewujudkan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, ramah, dan menyenangkan
agar
semua peserta didik merasa diterima dan terpenuhi kebutuhan belajarnya
membutuhkan kolaborasi berbagai pihak baik di dalam satuan pendidikan maupun di
luar satuan pendidikan.
Peranan Kepala Sekolah:
▪
Mendorong tumbuhnya budaya keterbukaan, saling menghargai dan menerima perbedaan
di semua warga sekolah
▪ Memfasilitasi perubahan secara sistemik untuk pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik
▪ Menetapkan kebijakan ramah anak di segala aspek persekolahan mulai dari
fasilitas pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penegakan disiplin, sampai
pola hubungan guru dan peserta didik
▪ Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan pihak di luar satuan pendidikan
yang terkait dengan perwujudan sekolah yang aman, ramah, dan menyenangkan
Mewujudkan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, ramah, dan
Peranan Guru:
▪
Menerima dan menghormati keragaman peserta didik di dalam kelas
▪ Mengenali keragaman karakter dan kebutuhan belajar peserta didik
▪ Melakukan pembelajaran berdiferensiasi untuk mengakomodir keragaman peserta
didik
▪ Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan rekan sesama guru
▪ Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan orang tua
▪ Mengembangkan diri secara terus terus menerus untuk meningkatkan kompetensi
sebagai pendidik
Peranan Keluarga:
▪ Menyamakan visi dan misi terkait dengan pendidikan dengan visi dan misi
sekolah
▪ Memberikan informasi yang lengkap, akurat dan memadai mengenai putra/putrinya
kepada guru dan sekolah
▪ Memberikan masukan dan kontribusi dalam perencanaan program pembelajaran
untuk peserta didik yang memiliki kebutuhan khusus
▪ Memberikan dukungan sumber daya tambahan untuk mendukung pembelajaran
apabila dibutuhkan
▪ Menjalin komunikasi yang baik dengan guru dan sekolah
Peranan Guru:
▪
Menerima dan menghormati keragaman peserta didik di dalam kelas
▪ Mengenali keragaman karakter dan kebutuhan belajar peserta didik
▪ Melakukan pembelajaran berdiferensiasi untuk menguntuk mengakomodir keragaman
peserta didik
Melakukan komunikasi dan kolaborasi
dengan rekan sesama guru
▪ Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan orang tua
▪ Mengembangkan diri secara terus menerus untuk meningkatkan kompetensi sebagai
pendidik
Peranan Masyarakat:
▪ Mendorong tumbuhnya budaya keterbukaan, saling menghargai dan menerima
perbedaan di semua warga sekolah
▪ Memfasilitasi perubahan secara sistemik untuk pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik
▪ Menetapkan kebijakan ramah anak di segala aspek persekolahan mulai dari
fasilitas pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penegakan disiplin, sampai pola
hubungan guru dan peserta didik
▪ Melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan pihak di luar satuan pendidikan
yang terkait dengan perwujudan sekolah yang aman, ramah, dan menyenangkan akomodir
keragaman peserta didik
Peranan Pemerintah (pemerintah pusat dan daerah):
▪ Menyediakan kurikulum yang adaptif dan dapat dimodifikasi sesuai
kebutuhan peserta didik
▪ Menyediakan dukungan pengadaan sarana dan prasarana
▪ Memfasilitasi pelaksanaan pengembangan keprofesionalan berkelanjutan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan serta kepala satuan Pendidikan
Kolaborasi adalah tindakan
kerja sama antara dua pihak atau lebih, baik berupa
individu atau organisasi untuk menghasilkan sesuatu atau mencapai
tujuan tertentu
Hubungan dan kerja sama yang baik antara
sekolah, orang tua/wali murid, dan masyarakat di
lingkungan sekolah dapat menciptakan suasana pembelajaran yang aman, ramah
serta
menyenangkan. Adanya budaya saling menghormati, salingmenghargai dan saling
mengasihi
antara semua unsur di lingkungan belajar, tidak saja dapat meminimalkan tindak
kekerasan
Langkah-Langkah Berkolaborasi
1. Identifikasi masalah berdasarkan data
Identifikasi permasalahan atau tantangan apa yang dihadapi dalam
upaya menyelenggarakan program pembelajaran untuk semua yang dapat mengakomodir
karakter dan kebutuhan peserta didik yang beragam. Perumusan masalah harus
berdasarkan data yang ditemukan di lapangan, permasalahan yang muncul dapat
berkaitan dengan mengenali kebutuhan khusus peserta didik, merancang
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, atau terkait dengan penyediaan
akomodasi yang layak.
2. Identifikasi unsur yang
terlibat
Selain unsur-unsur dalam satuan pendidikan, apakah ada unsur di
luar satuan pendidikan
yang perlu dilibatkan. Setelah diidentifikasi, mulailah melakukan komunikasi
awal dengan semua unsur yang terlibat
3. Rumuskan tujuan
kolaborasi
Bersama semua unsur di dalam satuan pendidikan, rumuskan tujuan
kolaborasi berdasarkan permasalahan yang dihadapi. Untuk menumbuhkan
kepemilikan terhadap program kolaborasi yang akan dijalankan, setiap unsur diharapkan
memberikan masukan terhadap perumusan
tujuan kolaborasi.
4. Tentukan ukuran keberhasilan kolaborasi
Selanjutnya secara bersama-sama, semua unsur yang terlibat
menentukan ukuran atau indikator tercapainya tujuan kolaborasi. Hal ini penting
untuk dilakukan agar terjadi kesepahaman tentang apa yang menjadi tujuan bersama
dan tolok ukurnya.
5. Tetapkan tugas dan
tanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab masingmasing unsur perlu ditetapkan dan diketahui
oleh semua pihak, agar tidak ada tumpang tindih atau saling melempar tanggung
jawab. Buatlah kesepakatan tentang bagaimana berkoordinasi dan berkomunikasi
selama proses kolaborasi berlangsung.
6. Susunlah LangkahLangkah dan linimasanya
Susun langkah-langkah tindakan (action plan) serta linimasanya.
Tetapkan juga prosedur
pemantauan kemajuan proyek dan mekanisme pelaporan kemajuan proyek.
Kunci Keberhasilan Kolaborasi
a.
Kejelasan Pembagian tanggung jawab
Ketika setiap unsur mengetahui dan memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing dengan
baik, kolaborasi akan berjalan lebih efisien. Hal ini tidak saja menghindari
tumpang tindih peranan dan pemborosan sumber daya, namun juga mengoptimalkan
keahlian, pengalaman dan kontribusi masing-masing unsur
b.
Komunikasi yang Efektif
Komunikasi adalah inti dari kolaborasi yang efektif. Komunikasi
yang efektif harus dimulai dengan
menjadi pendengar yang baik, mengedepankan komunikasi dua arah, serta
menyepakati media
komunikasi yang digunakan. Komunikasi yang baik akan mengurangi kesalahpahaman
dan kekurang jelasan.
c.
Sikap Saling Percaya
Dalam berkolaborasi, setiap unsur harus merasa diterima dan
dihargai dalam tim, untuk itu sikap saling mempercayai perlu dimiliki, agar
setiap unsur merasa aman dan nyaman
untuk menyampaikan ide-idenya dan membe rikan kontribusi positif terhadap tim
d.
Pengelolaan Waktu
Ketika bekerja bersama-sama dalam satu tim, pengelolaan waktu
menjadi sangat penting. Hal ini untuk menghindari salah satu unsur menghambat
penyelesaian tugas yang lain. Penyusunan alur kerja, prioritas dan penjadwalan harus
dilakukan di awal agar pelaksanaan kolaborasi
berjalan efektif dan efisien.
e. Sikap
Terbuka
Sikap terbuka
menerima ide-ide, teori dan pemikiran baru sangat penting dimiliki oleh semua unsur
pelaku kolaborasi, karena setiap orang memiliki cara dan sudut pandang yang
berbeda.
Dengan keterbukaan, setiap unsur dapat belajar dari satu sama lain, sehingga
masing-masing mendapat pelajaran berharga dari proses kolaborasi.
f.
Kejelasan Pembagian
tanggung jawab
Ketika setiap unsur mengetahui dan memahami tugas dan
tanggung jawab masing-masing dengan baik, kolaborasi akan berjalan lebih efisien.
Hal ini tidak saja menghindari tumpang tindih peranan dan pemborosan sumber
daya, namun juga mengoptimalkan keahlian, pengalaman dan kontribusi
masing-masing unsur
Membangun kolaborasi yang
efektif dengan orang tua
-Kejelasan Tujuan
Orang tua dan sekolah memiliki pemahaman yang sama mengenai tujuan kolaborasi.
Untuk itu diperlukan persamaan persepsi antara orang tua dan sekolah mengenai apa yang menjadi kebutuhan peserta didik dan bagaimana memenuhinya.
-Kejelasan Pembagian
Tanggung Jawab
Sekolah dan orang tua perlu menyepakati hal-hal yang menjadi tanggung jawab sekolah danbentuk dukungan
yang harus diberikan orang tua baik di rumah maupun dalam pembelajaran di sekolah.
-Komunikasi yang Efektif
Dalam berkomunikasi dengan orang tua, perlu ditumbuhkan budaya komunikasi dua arah. Pemilihan bahasa, media yang digunakan juga menjadi kunci
komunikasi yang efektif. Baik sekolah maupun orang tua diharapkan lebih proaktif dalam berkomunikasi satu sama lain.
-Sikap Terbuka
Orang tua harus terbuka mengenai kondisianaknya dan dapat menerima
saran dan
masukan dari sekolah, demikian juga dengan sekolah harus terbuka tentang kondisi
sekolah dan menerima saran dan masukan dari orang tua.
-Sikap Saling Percaya
Baik sekolah maupun orang tua saling mempercayai satu sama lain, sehingga
terbentuk ikatan yang kokoh. Kepercayaan adalah modal dalam melaksanakan
pekerjaan. Orang tua harus yakin dan percaya bahwa apa yang diprogramkan
sekolah adalah untuk kebaikan peserta didik.
-Pengelolaan Waktu
Baik orang tua maupun pendidik di sekolah memiliki kesibukan masing-masing, untuk itu perlu disepakati penjadwalan kegiatan ataupertemuan semenjak awal,
supaya semua
pihak dapat hadir dan berpartisipasi padakegiatan yang
direncanakan.
Sumber PMM
1. Pernahkah Ibu/ Bapak diajak kepala sekolah dalam merumuskan dan menetapkan tujuan program-program sekolah? Menurut Ibu /Bapak, mengapa semua warga sekolah perlu terlibat dalam merumuskan tujuan program-program sekolah?
2.
Di kelas Pak Maman kelas 4A, terdapat satu
peserta didik penyandang hambatan fisik sehingga dia harus menggunakan kursi
roda untuk beraktivitas.
Dari kasus di atas berdasarkan
alur kolaborasi langkah yang perlu dilakukan oleh pak maman adalah
3.
Dalam kegiatan kerja bakti
membersihkan lingkungan sekolah, beberapa pihak tidak berpartisipasi aktif.
Menurut Ibu/Bapak apa dampaknya?
4.
Manakah dari pernyataan berikut
yang merupakan bentuk kolaborasi di satuan pendidikan?
5.
Bu Nanda telah melakukan segala
upaya agar Alika dapat membaca dan berhitung. Namun usaha yang telah dilakukan
masih belum mendapatkan hasil. Bu Nanda merasa ia telah gagal menjadi guru.
Untuk mengatasi masalah Alika siapa saja yang perlu diajak Bu Nanda untuk
berkolaborasi?
6.
Dalam alur rancangan
kolaborasi, tahapan setelah Identifikasi permasalahan berdasarkan data adalah
... .