Ada banyak alasan saat kita sebagai guru hendak berbagi, antara lain:
1.
Membuat kita bahagia
Para lmuwan juga meyakini bahwa perilaku
peduli pada orang lain dapat memicu produksi endorfin di otak dan memunculkan
perasaan positif yang disebut sebagai “helper’s high”
2.
Meningkatkan hubungan sosial
Kita membutuhkan orang lain di lingkungan
sosial kita.
Berbagi menjadikan orang berpikiran positif
terhafap kita dan itu akan membuka pintu keakraban.
3.
Membuka
banyak peluang
Saat kita terbiasa berbagi baik ilmu,
tenaga atau pun pikiran, itu akan menjadikan orang terpikir akan kita saat ada
sesuatu yang bisa dihubungkan dengan kita.
4.
Membangkitkan rasa syukur
Jangan pernah lupa, bahwa bersyukur akan membuka
pintu kemudahan dan rezeki yang lebih besar.
That's why, saat berbagi bisa menjadikan
kita orang yang lebih bisa berayukur, mengapa tidak?
5.
Menjaga
pemahaman dan ingatan tentang apa yang kita bagi
Jika kita berbicara tentang profesi kita,
yakni sebagai guru, yang paling sering kita bagi adalah ilmu dan pengetahuan
kita ya, Bapak-Ibu ...
6.
Dengan
berbagi, kita sekaligus belajar dari orang lain.
Dan dari sana, ilmu kamu akan terus
berkembang.
No need more explanation about it.
Saat kita sharing, diskusi, saling berbagi
pengalaman, maka apa yang disampaikan oleh rekan kita akan bisa menjadi
referensi dan tambahan pengetahuan utk kita.
7.
Mengasah skill komunikasi
Semakin sering kita sharing, maka
semakin terbuasa kita menyampaikan sesuatu, shingga grogi, ucapan terbata-bata,
dll akan bisa terminimalisir.
8.
Kita menjadi semakin termotivasi untuk terus
belajar
Saat hendak sharing, tentunya akan mencari
referensi dulu. Membaca dulu, menelaah dan menentukan mana yang akan
disharingkan.
Dan tentunya itu membuat kita
terus mengupgrade apa yang kita telah ketahui dengan hal-hal baru sesuai sikon
saat ini
Hanya saja ada beberapa hal yang
perlu kita ingat, antara lain:
1.
Jangan sharing tentang sesuatu yang tidak kita
kuasai.
2.
Hindari sharing dengan jalan mengolok-olok
3.
3Sebelum sharing, pertimbangkan siapa orang yang
ada di hadapan kita.
Sikon saat sharing cukup penting, agar sharing kita menjadi sesuatu yang
bermanfaat.
Sepositif apapun kata-kata kita, kalau disampaikan di sikon yang salah,
maka tidak akan bermanfaat.
4.
Hindari
pemikiran bahwa kita (sebagai orang yang sharing) adalah satu-satunya yang
paham tentang tema sharing kita.
Jangan salah, banyak orang yang mungkin jauh lebih paham tentang tema
sharing kita daripada kita (sang pembicara).
Pernah melihat profesor yang ikut seminar?
Bukan
karena beliau tidak tau, tapi hanya ingin mengingat kembali apa yang
diketahuinya dan mungkin juga karena ingin mendapatkan update dari apa yang
dulu pernah dipelajarinya.
Sumber : Seminar Nasional
GGDN Minggu, 31 Oktober 2021
Pemateri : Sri Pudjiastuti,
S.Pd.,M.Pd.