Penguatan literasi dan numerasi di sekolah tidak hanya dilakukan melalui kegiatan membaca dan berhitung secara terpisah, melainkan perlu diintegrasikan dalam bahan ajar. Guru berperan penting dalam merancang bahan ajar yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan, tetapi juga mengembangkan kemampuan memahami teks, mengolah informasi, serta memecahkan masalah berbasis data dan angka.
Bahan ajar yang kreatif mampu:
Menumbuhkan minat siswa melalui topik yang relevan.
Melatih berpikir kritis, logis, dan reflektif.
Menjadikan literasi dan numerasi sebagai bagian alami dari proses pembelajaran, bukan sekadar tambahan.
A. Prinsip Pengembangan Bahan Ajar Terintegrasi
Kontekstual – Materi dekat dengan kehidupan nyata siswa, misalnya lingkungan, budaya lokal, atau isu sosial.
Interdisipliner – Literasi dan numerasi tidak hanya ada di Bahasa Indonesia atau Matematika, tetapi juga di IPA, IPS, Seni, bahkan Pendidikan Pancasila.
Aktif dan Partisipatif – Bahan ajar mendorong siswa membaca, menulis, berdiskusi, menghitung, menganalisis, dan mencipta.
Variatif dan Kreatif – Gunakan berbagai jenis teks (artikel, infografis, komik, berita) dan data (tabel, grafik, statistik) agar lebih menarik.
Bertahap dan Berkelanjutan – Disusun sesuai tingkat perkembangan siswa, dari aktivitas sederhana menuju kompleks.
B. Bentuk Integrasi Literasi dan Numerasi dalam Bahan Ajar
Teks + Data
Sajikan artikel, cerita, atau kasus nyata yang disertai data numerik.
Contoh: Teks tentang banjir disertai tabel curah hujan bulanan.
Aktivitas: siswa merangkum isi teks (literasi) dan membuat grafik dari data hujan (numerasi).
Soal Kontekstual
Pertanyaan yang memadukan pemahaman bacaan dengan perhitungan.
Contoh: Artikel tentang harga sembako → siswa menjawab pertanyaan isi bacaan dan menghitung persentase kenaikan harga.
Proyek Berbasis Masalah
Siswa diberi masalah nyata untuk diselesaikan melalui kombinasi keterampilan membaca, menulis, menghitung, dan menganalisis.
Contoh: Proyek “Membuat Kegiatan Sekolah Hemat Energi” → siswa membaca artikel tentang energi, menganalisis data penggunaan listrik, lalu membuat poster edukasi.
C. Strategi Kreatif dalam Menyusun Bahan Ajar
Gunakan Infografis
Kombinasikan teks singkat dengan diagram, tabel, atau gambar agar siswa mudah memahami.
Cerita Kontekstual
Sajikan narasi atau cerita pendek yang menyelipkan angka, ukuran, atau data.
Contoh: Cerita fiksi tentang siswa yang menanam 50 pohon → bisa dikaitkan dengan hitungan luas lahan dan jumlah pohon per meter.
Integrasi Media Digital
Gunakan e-modul interaktif, video, atau aplikasi kuis daring yang menyajikan bacaan sekaligus soal numerasi.
Produk Kreatif Siswa
Dorong siswa menghasilkan karya berupa poster data, artikel singkat, atau laporan mini yang menggabungkan teks dan angka.
D. Contoh Pengembangan Bahan Ajar
Tema: Pola Hidup Sehat
Literasi: Siswa membaca artikel tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur.
Numerasi: Diberikan data konsumsi sayur rata-rata per siswa dalam 1 minggu.
Tugas:
Buat ringkasan isi artikel (literasi).
Hitung rata-rata konsumsi sayur seluruh kelas dan tampilkan dalam bentuk diagram batang (numerasi).
Tuliskan rekomendasi pola makan sehat untuk siswa.
E. Langkah Praktis bagi Guru
Pilih tema/topik pembelajaran.
Siapkan teks bacaan yang relevan dengan tema.
Tambahkan data numerik yang terkait.
Rancang aktivitas yang menuntut siswa membaca, memahami, menghitung, dan menganalisis.
Gunakan variasi media agar menarik.
Berikan asesmen yang menilai pemahaman bacaan sekaligus keterampilan berhitung
Berikut saya buatkan contoh format Lembar Kerja Siswa (LKS) yang mengintegrasikan literasi dan numerasi. Format ini bisa langsung dipakai atau dimodifikasi sesuai kebutuhan guru.
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Tema: Pola Hidup Sehat
Mata Pelajaran: IPA / Pendidikan Jasmani / PPKn
Kelas: VII SMP
Kompetensi Literasi & Numerasi:
Literasi: memahami teks bacaan, menemukan ide pokok, membuat ringkasan, menulis rekomendasi.
Numerasi: membaca data, menghitung rata-rata, menampilkan data dalam bentuk diagram.
Petunjuk Pengerjaan
Bacalah teks bacaan berikut dengan saksama.
Perhatikan data yang tersedia.
Jawablah pertanyaan literasi dan numerasi dengan lengkap.
Teks Bacaan
Menurut Kementerian Kesehatan, pola makan sehat adalah dengan mengonsumsi buah dan sayur minimal 400 gram per hari. Sayuran kaya serat, vitamin, dan mineral yang membantu menjaga daya tahan tubuh. Namun, survei di beberapa sekolah menunjukkan bahwa rata-rata konsumsi sayur siswa masih rendah.
Salah satu cara sederhana untuk meningkatkan konsumsi sayur adalah dengan membawa bekal sehat dari rumah. Selain lebih higienis, bekal sehat juga dapat membantu membentuk kebiasaan pola makan yang lebih baik.
Data Konsumsi Sayur (per minggu)

Pertanyaan Literasi
Apa ide pokok dari teks bacaan di atas?
Tuliskan 2 manfaat utama dari konsumsi sayur menurut teks.
Mengapa membawa bekal sehat dari rumah dianjurkan?
Pertanyaan Numerasi
Hitung rata-rata konsumsi sayur siswa dalam tabel.
Buat diagram batang dari data konsumsi sayur tersebut.
Jika standar minimal konsumsi adalah 14 porsi per minggu, berapa kekurangan rata-rata konsumsi siswa dibandingkan standar?
Tugas Akhir (Integrasi Literasi & Numerasi)
Tuliskan rekomendasi program sekolah untuk meningkatkan konsumsi sayur siswa, sertakan alasan dan data perhitungan untuk mendukung rekomendasi Anda.
Dengan LKS ini, siswa belajar membaca, memahami, menghitung, dan membuat rekomendasi berbasis data dalam satu kegiatan.