Jumat, 16 Mei 2025

Bincang Numerasi

Bincang Numerasi adalah sebuah aktivitas ngobrol santai, singkat, rutin, dan

menyenangkan dengan murid/anak mengenai penerapan matematika yang relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari, yang bertujuan membangun kecakapan numerasi secara alami.

Mengapa Bincang Numerasi penting?

 Karena melalui aktivitas sederhana ini, kita dapat:

1. Menumbuhkan sikap positif terhadap numerasi pada murid dan lingkungan sekitarnya,

2. Mengasah kemampuan berpikir kritis dengan mengaitkan angka, pola, dan logika ke dalam berbagai situasi nyata,

3. Meningkatkan keterampilan berkomunikasi, seperti bertanya, berargumentasi, dan

mendengarkan secara aktif

4. Melatih penggunaan alat dan media sederhana untuk mendukung pemahaman numerasi

 

 

Agar keterlaksanaan Bincang Numerasi menjadi kegiatan rutin yang berkelanjutan maka perlu memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut.

1. Kontekstual

Topik Bincang Numerasi dapat diambil dari berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari

sesuai dengan usia dan daerah atau tempat asal (konteks lokal) murid

Isu-isu terkini yang terjadi pada masyarakat nasional dan internasional.

Topik Bincang Numerasi bersifat ringan dan mengena kepada murid

Topik Bincang Numerasi tidak hanya matematika kontekstual, namun lintas mata

pelajaran lain dapat dijadikan topik untuk berdiskusi.

2. Menyenangkan

Bincang numerasi sebagai salah satu cara untuk menghilangkan stigma negatif yang

menyeramkan dan dirasa kurang bermanfaat bagi murid

Bincang numerasi dilaksanakan tanpa membebani murid

Bincang numerasi dapat dilaksanakan tidak hanya dengan berkomunikasi saja namun

dapat berupa berdiskusi sambil beraktivitas singkat.

Murid diberikan kebebasan untuk berpikir mandiri, menjawab dan bertanya kembali,

serta tidak takut membuat kesalahan ketika melakukan Bincang Numerasi di sekolah, di

rumah, dan di masyarakat.

3. Interaktif

Memberikan kesempatan yang sama kepada murid untuk memberikan respon.

Terjadi komunikasi dua arah.

4. Kreatif 

Menggunakan berbagai infografis, media pembelajaran dan alat-alat matematika untuk melakukan Bincang Numerasi.

Memberikan pertanyaan terbuka yang sesuai dengan stimulus sehingga murid memiliki ruang berdiskusi antar teman.

5. Rutin

Bincang numerasi bukan bersifat seremonial atau dilaksanakan hanya untuk

menggugurkan kewajiban kegiatan yang disarankan di sekolah, namun kegiatan yang

dilaksanakan secara terus menerus dan terdapat evaluasi serta perbaikan pelaksanaan.

• Dilaksanakan setiap hari di sekolah dengan maksimum waktu 10 menit untuk satu topik Bincang Numerasi secara terus menerus dan menjadi suatu kebiasaan rutin di sekolah. Jenjang PAUD dapat dilaksanakan ketika waktu pembuka (circle time) dan jenjang sekolah lain dilaksanakan di awal atau di akhir pembelajaran.

Bincang numerasi menjadi kegiatan rutin sehari-hari bersama keluarga dan masyarakat yang tidak dibatasi oleh waktu.

Metode STAR menjadi salah satu cara yang disarankan untuk melaksanakan Bincang

Numerasi di sekolah. 



Durasi dan waktu pelaksanaan di sekolah

a. Durasi Bincang Numerasi dilaksanakan selama 10 menit setiap hari.

b. Waktu pelaksanaan disarankan saat awal pembelajaran di pagi hari atau saat akhir

pembelajaran di siang hari. Waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kegiatan lain di

sekolah. Misalnya: jika pagi hari ada pembiasaan literasi membaca maka untuk Bincang Numerasi bisa dilaksanakan siang hari atau sebaliknya.

c. Bincang Numerasi tidak harus dilakukan saat pelajaran matematika. Justru sebaiknya dilaksanakan dengan menerapkan numerasi lintas mata pelajaran.

2.Pelaksana beserta tanggung jawabnya

a. Pelaksana Bincang Numerasi tidak harus guru matematika, melainkan guru yang

mengajar pada saat waktu Bincang Numerasi dilaksanakan.

b. Pelaksana bertanggung jawab dalam menyiapkan stimulus, memfasilitasi proses diskusi atau interaksi, dan memfasilitasi refleksi akhir untuk mengaitkan kegiatan dengan tujuan numerasi.

3.Prosedur pelaksanaan 

a. Guru menyiapkan stimulus untuk Bincang Numerasi. Stimulus bisa berupa diskusi

aktivitas keseharian, cerita atau lagu, kutipan berita, permainan (digital maupun non

digital);

Contoh:

-Aktivitas harian:

Aktivitas harian yang dijadikan untuk stimulus Bincang Numerasi adalah kegiatan

sehari-hari yang dekat dengan murid dan bernuansa numerasi; misalnya tentang waktu,

belanja, dan kesehatan.

Aktivitas harian untuk Bincang Numerasi bisa juga dikaitkan dengan program Tujuh

Kebiasaan Anak Indonesia Hebat. Sebagai contoh adalah sebagai berikut:8

Bangun Pagi: “Tadi pagi bangun jam berapa? Jadi kalian tidur berapa lama?”;

Beribadah: “Pada hari apa saja kalian pergi ke tempat ibadah? Kalau kemarin

kalian ke tempat ibadah tanggal 12 April, kapan lagi kalian akan ke tempat

ibadah?”;

Berolahraga: bisa dikaitkan jarak lari; banyak detak jantung (misalnya diberi

tantangan menghitung banyaknya detak jantung dalam dua menit dengan strategi

beragam cara: ada yang menghitung selama dua menit, ada yang menghitung

selama satu menit kemudian dikalikan dua, dan lainnya);

Makan sehat dan bergizi: bisa dikaitkan ke Angka Kecukupan Gizi, misalnya

membaca kandungan gizi pada kemasan makanan, menimbang berat badan dan

tinggi badan

Gemar belajar: bisa dikaitkan ke jam belajar sehari-hari

Bermasyarakat: jadwal kerja bakti

Tidur cepat: bisa dikaitkan ke jam tidur

-Cerita atau lagu: “Lima anak bebek pergi berenang” yang dikaitkan ke operasi

pengurangan; bisa membuat lirik sendiri dengan nada lagu anak yang familiar;

-Kutipan berita: bisa berita tentang kenaikan harga; nilai tukar rupiah; berita yang

memuat diagram atau grafik;

-Permainan non digital: dakon; ular – tangga;

 

Permainan digital: www.desmos.com; www.coolmathgames.com (perlu dipilih

permainan matematika yang sesuai dengan murid)

b. Guru memberikan tugas berdasarkan stimulus yang diberikan. Perlu diperhatikan

bahwa tugas bukanlah soal. Tugas bisa berupa: aktivitas menggunakan alat misalnya

pada permainan, mencermati stimulus misalnya berupa gambar atau cerita, dan bahkan bisa sebatas aktivitas berpikir (mindful) seperti menjawab pertanyaan tentang durasi tidur atau lainnya.

c. Guru mendorong aksi Bincang Numerasi dengan cara memotivasi dan memfasilitasi

diskusi murid baik secara kelompok maupun klasikal sesuai aktivitas yang dilakukan.

Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya reflektif untuk mengaktifkan

diskusi, misalnya:

-Menanyakan alasan ataupun klarifikasi: Kenapa bisa seperti itu? Kenapa kamu

jawab seperti itu? Kenapa bukan ini?

-Menanyakan hubungan sebab akibat: Jika ini diubah, maka apa yang terjadi? Apa

yang terjadi jika …? Kenapa hasilnya seperti ini?

-Mendorong eksplorasi: Bisakah ini diganti itu? Bisakah kamu memberi contoh?

-Menanyakan sudut pandang: Menurutmu sebaiknya apa yang …? Setujukah kamu

dengan pendapat …?

d. Guru mengarahkan Bincang Numerasi untuk mencapai respon atau tujuan yang

diharapkan. Guru mengajak murid untuk melakukan refleksi akhir untuk mengaitkan

kegiatan yang dilakukan dengan tujuan numerasi.

4.Hal yang perlu diperhatikan

a. Bincang Numerasi bukanlah mengerjakan soal;

b. Stimulus numerasi tidak harus berupa perhitungan, tetapi bisa membaca data atau  lainnya;

c. Stimulus dipilih yang bermakna (meaningful) bagi murid;9

d. Memberikan aktivitas yang merangsang proses berpikir (mindful) dan menyenangkan

(joyful)

  

Pelaksanaan di Rumah 

Bincang Numerasi di Rumah adalah kegiatan berbincang-bincang atau mengobrol santai antara
orang tua atau anggota keluarga lain dengan anak yang dilakukan di dalam berbagai kegiatan
keluarga, yang ditujukan untuk menumbuhkan kecakapan numerasi dan budaya numerasi.
Pelaksanaan
Pada kegiatan Bincang Numerasi di lingkungan rumah ini, orang tua atau anggota keluarga lain
yang memiliki kecakapan untuk berdiskusi dan mengarahkan perbincangan membahas suatu
topik atau kajian terkait numerasi dapat bersikap sebagai seorang fasilitator.

Pengaturan Waktu Pelaksanaan: 

Bincang numerasi di rumah dapat dilakukan kapanpun ketika keluarga melakukan kegiatan bersama. .Beberapa contoh kesempatan yang dapat digunakan adalah saat

berjalan-jalan, di waktu anak mendengarkan dongeng yang diceritakan atau dibacakan oleh orang tua atau anggota keluarga lainnya, ketika hendak tidur, pada saat ada kesempatan mengobrol santai setelah anak pulang sekolah atau saat menonton televisi bersama, saat bermain, ketika sedang membersihkan rumah, di waktu kegiatan menyiapkan makan bersama atau memasak bersama, atau kesempatan-kesempatan lain dimana interaksi komunikasi terjadi antar anggota keluarga. 

 Sarana Prasarana

Kegiatan Bincang Numerasi di rumah dapat dilakukan dengan mempergunakan alat atau bahan yang ada di sekitar rumah atau lingkungan ketika Bincang Numerasi dilakukan.

Topik Bincang Numerasi

Topik percakapan saat melakukan Bincang Numerasi di rumah dapat ditentukan sebelum kegiatan keluarga atau secara langsung berdasarkan stimulus yang ditemukan di lingkungan atau tempat Bincang Numerasi dilakukan. Dari stimulus ini, orang tua kemudian dapat menentukan 10 topik apa yang dibahas seperti misalnya terkait bentuk, pola, data, dan informasi numerasi lainnya. yang dapat dijadikan landasan pengambilan keputusan.

Pemilihan topik, selain dikaitkan dengan stimulus, harus dapat mempertimbangkan sisi anak seperti usia, kemampuan dasar, minat, kondisi psikis ataupun psikologis. Selain sisi anak, sisi fasilitator (orang tua atau anggota keluarga), tempat, waktu, dan unsur terkait juga harus

diperhatikan.

 Contoh Kegiatan dan Aktivitas Bincang Numerasi dalam Kegiatan Keluarga

Pemilihan topik, pemilihan lokasi, pemilihan tingkat tantangan, jenis kegiatan di dalam melakukan kegiatan Bincang Numerasi di rumah sangatlah beragam. Berikut ini berbagai contoh yang didasarkan pada ketiga hal tersebut.

 


 

 

 

 

 




aaaa