Konstruktivisme adalah pendekatan
yang menunjukkan bahwa pembelajaran lebih efektif dan bermakna ketika siswa
mampu berinteraksi dengan masalah atau konsep.
Contoh pembelajaran dengan menggunakan prinsip teori belajar konstruktivisme adalah gagasan pembelajaran bahasa kolaboratif, pembelajaran berbasis proyek
Ciri khas
dari karakteristik konstruktivisme yaitu;
(1) belajar aktif
(2) bersifat otentik dan situasional
(3) menarik dan menantang
(4) pengaitan pengetahuan lama dengan informasi baru
(5) merefleksikan pengetahuan
(6) guru dapat memberi bantuan dalam menempuh
proses belajar
Prinsip-prinsip konstruktivisme lainnya adalah:
1)
pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif,
2) tekanan dalam
proses belajar terletak pada siswa,
3)
mengajar adalah membantu siswa belajar
4) tekanan dalam
proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir
5)
kurikulum menekankan partisipasi siswa
Tujuan
konstruktivisme yaitu:
1) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan
dan mencari sendiri pertanyanya
2) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap
3) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri (Thobroni, 2015:95)
Cara
Belajar Konstruktivisme
Berikut langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar sosial konstruktivisme secara umum.
- Kegiatan Awal
- Guru mengkondisikan peserta didik untuk siap memulai pembelajaran
- Guru melakukan apersepsi, lalu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk dapat terus mengikuti pembelajaran
- Mengajukan suatu konteks permasalahan
- Kegiatan Inti
- Setelah peserta didik memahami konteks permasalahan, kemudian peserta didik diberi lembar kegiatan
- Pada 15 menit pertama peserta didik diberikan kesempatan untuk menelaah dan menyelesaikan jawaban secara individual.
- Kemudian ±25 menit selanjutnya peserta didik diminta untuk menyelesaikan jawaban secara berkelompok heterogen (2-4 orang). Hal ini bertujuan agar peserta didik dapat saling berinteraksi dan bertukar pemikiran. Secara tidak langsung dalam kegiatan ini intervensi dapat terjadi antara peserta didik dengan peserta didik lain di dalam satu kelompok.
- Disamping itu, guru juga bisa menerapkan teknik scaffolding dengan tepat selama proses kegiatan mengajar berlangsung
- Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil pekerjaan mereka.
- Kegiatan Akhir
- Guru dan peserta didik bersama-sama menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari,
- Guru menutup pembelajaran.
Kelebihan Teori belajar sosial konstruktivisme
- Dalam proses belajar mengajar guru dapat mengajarkan para peserta didik untuk mengeluarkan ide-idenya atau gagasannya dan melatihnya agar bisa mengambil keputusan.
- Semua peserta didik lebih mudah mengingat pelajaran yang sudah diajarkan, karena mengikuti proses belajar mengajar secara langsung dan aktif.
- Pengulangan pelajaran yang dilakukan secara berulang akan membuat peserta didik lebih mudah untuk berinteraksi dan yakin bisa memahami pelajarannya.
- Ketika proses belajar mengajar, peserta didik akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungannya dan mendapatkan pengetahuan baru. Misalnya berinteraksi dengan teman-temannya dan guru.
- Pengetahuan yang diterima oleh peserta didik akan mudah diterapkan dalam kehidupannya.
Kekurangan Teori belajar sosial konstruktivisme
- Teori sosial konstruktivisme lebih susah untuk dimengerti, karena ruang lingkupnya yang lebih luas.
- Tugas guru menjadi tidak maksimal, karena peserta didik diberi kebebasan lebih banyak.