Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang
mengedepankan perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil proses
pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya
interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar ini berorientasi pada
perilaku yang lebih baik.
Prinsip teori belajar behavioristik adalah sebagai berikut.
- Apabila
seseorang sudah mampu menunjukkan perubahan perilaku, maka dikatakan sudah
belajar. Artinya, kegiatan belajar yang tidak membawa perubahan perilaku
tidak dianggap belajar menurut teori ini.
- Hal yang paling
penting pada teori ini adalah stimulus dan respon karena bisa diamati.
Hal-hal selain stimulus dan respon tidak dianggap penting karena
tidak bisa diamati.
- Adanya
penguatan (reinforcement), yaitu hal-hal yang bisa memperkuat
respon. Penguatan bisa berupa penguatan positif dan negatif.
Ciri teori belajar behavioristik
- Mengutamakan
pengaruh lingkungan.
- Hasil
pembelajaran fokus pada terbentuknya perilaku yang diinginkan.
- Mementingkan
pembentukan reaksi atau respon.
- Bersifat
mekanistis atau dilakukan dengan mekanis tertentu, misalnya meminta maaf.
- Menganggap
latihan itu adalah hal yang penting dalam proses pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar
behavioristik secara umum antara lain sebagai berikut.
- Menentukan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
- Pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar,
- Mengidentifikasi
pengetahuan awal peserta didik,
- Menelaah materi
pelajaran,
- Menyajikan
materi,
- Memberikan
stimulasi, dapat berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan,
- Mengamati dan
mengkaji respons yang diberikan peserta didik, serta menilainya, sehingga
peserta didik dapat mengetahui apakah yang dikerjakannya benar atau salah.
Jika terjadi kesalahan, maka segera perbaiki dan bantu peserta didik
melanjutkan pelajaran,
- Memberikan
penguatan,
- Mengamati dan
mengkaji respons peserta didik kembali, dan
- Memberikan
penguatan lanjutan
lebihan Teori belajar behavioristik
- Guru akan
terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat melakukan kegiatan belajar
mengajar.
- Guru lebih
sering membiasakan peserta didiknya untuk belajar mandiri, tetapi ketika
peserta didik kesulitan baru bertanya kepada guru.
- Dapat mengganti
cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga
mendapatkan apa yang diterima oleh peserta didik (respon).
- Teori belajar
behavioristik sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan peserta didik yang
mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan tubuh.
- Teori belajar
behavioristik bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain,
perilaku yang berdampak baik bagi peserta didik diberi perhatian lebih dan
perilaku yang kurang sesuai dengan peserta didik perhatiannya dikurangi.
Kekurangan Teori belajar behavioristik
- Tidak semua
pelajaran dapat menggunakan teori belajar behavioristik.
- Guru diharuskan
untuk menyusun bahan ajar ke dalam bentuk yang sudah siap.
- Peserta didik
cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan
memposisikan peserta didik sebagai peserta didik pasif.
- Dalam proses
belajar mengajar, peserta didik hanya bisa mendengar dan menghafal yang
didengarkan.
- Peserta didik
membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.