Selasa, 19 September 2023

Teori Belajar behavioristik

 

Teori belajar behavioristik adalah teori belajar yang mengedepankan perubahan perilaku peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah laku diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar ini berorientasi pada perilaku yang lebih baik.

Prinsip teori belajar behavioristik adalah sebagai berikut.

  1. Apabila seseorang sudah mampu menunjukkan perubahan perilaku, maka dikatakan sudah belajar. Artinya, kegiatan belajar yang tidak membawa perubahan perilaku tidak dianggap belajar menurut teori ini.
  2. Hal yang paling penting pada teori ini adalah stimulus dan respon karena bisa diamati. Hal-hal selain stimulus dan respon tidak dianggap penting  karena tidak bisa diamati.
  3. Adanya penguatan (reinforcement), yaitu hal-hal yang bisa memperkuat respon. Penguatan bisa berupa penguatan positif dan negatif.

Ciri teori belajar behavioristik

  1. Mengutamakan pengaruh lingkungan.
  2. Hasil pembelajaran fokus pada terbentuknya perilaku yang diinginkan.
  3. Mementingkan pembentukan reaksi atau respon.
  4. Bersifat mekanistis atau dilakukan dengan mekanis tertentu, misalnya meminta maaf.
  5. Menganggap latihan itu adalah hal yang penting dalam proses pembelajaran

Langkah-langkah pembelajaran menurut teori belajar behavioristik secara umum antara lain sebagai berikut.

  1. Menentukan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
  2. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar,
  3. Mengidentifikasi pengetahuan awal peserta didik,
  4. Menelaah materi pelajaran,
  5. Menyajikan materi,
  6. Memberikan stimulasi, dapat berupa pertanyaan baik lisan maupun tulisan,
  7. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan peserta didik, serta menilainya, sehingga peserta didik dapat mengetahui apakah yang dikerjakannya benar atau salah. Jika terjadi kesalahan, maka segera perbaiki dan bantu peserta didik melanjutkan pelajaran,
  8. Memberikan penguatan,
  9. Mengamati dan mengkaji respons peserta didik kembali, dan
  10. Memberikan penguatan lanjutan

lebihan Teori belajar behavioristik

  1. Guru akan terbiasa untuk bersikap teliti dan peka saat melakukan kegiatan belajar mengajar.
  2. Guru lebih sering membiasakan peserta didiknya untuk belajar mandiri, tetapi ketika peserta didik kesulitan baru bertanya kepada guru.
  3. Dapat mengganti cara mengajar (stimulus) yang satu dengan stimulus lainnya hingga mendapatkan apa yang diterima oleh peserta didik (respon).
  4. Teori belajar behavioristik sangat cocok untuk mendapatkan kemampuan peserta didik yang mengandung unsur-unsur kecepatan, spontanitas, dan daya tahan tubuh.
  5. Teori belajar behavioristik bisa membentuk perilaku yang diinginkan. Dengan kata lain, perilaku yang berdampak baik bagi peserta didik diberi perhatian lebih dan perilaku yang kurang sesuai dengan peserta didik perhatiannya dikurangi.

Kekurangan Teori belajar behavioristik

  1. Tidak semua pelajaran dapat menggunakan teori belajar behavioristik.
  2. Guru diharuskan untuk menyusun bahan ajar ke dalam bentuk yang sudah siap.
  3. Peserta didik cenderung diarahkan untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif, dan memposisikan peserta didik sebagai peserta didik pasif.
  4. Dalam proses belajar mengajar, peserta didik hanya bisa mendengar dan menghafal yang didengarkan.
  5. Peserta didik membutuhkan motivasi dari luar dan sangat bergantung pada guru.