Kamis, 02 Desember 2021

WORKSHOP AKADEMIIK PROFESIONAL



 Dalam rangka memeriahkan Peringatan Hari Guru Nasional, HUT KORPRI dan HUT PGRI Tahun 2021 Tingkat Kota Bandung, Dinas endidikanKota Bandung  mengadakan Workshop Akademik Profesional dengan tema Workshop Guru dalan Paradigma Baruyang menghadirkan tiga narasumber  yang luar biasa.....

Acara dilaksanakan Pada tanggal 29 November-1 Desember 2021

Dilaksanakan secara daring melalui zoom dan luring bertempat di SMPN 13 Bandung


1.     Konsep Dasar Pendidikan Inklusif

    Narasumber : Suhendar   S.Pd, M.Pd

A.    Pengertian Pendidikan Inklusif

Pengertian pendidikan inklusif berdasarkan Surat Edaran Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional Nomor: 380/C.C6/MN/2003 tentang Pendidikan Inklusif. Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang mengikutsertakan anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus (anak luar biasa) untuk belajar bersama-sama dengan anak sebaya sekolah umum.

Pengertian pendidikan inklusif berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang memberikan kesempatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus karena kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa untuk belajar bersama-sama dengan peserta didik lain pada satuan pendidikan umum maupun kejuruan, dengan cara menyediakan sarana, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan individual peserta didi

B.     Tujuan pendidikan inklusif

Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada semua peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, dan sosial atau memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya; dan mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang menghargai keanekaragaman, dan tidak diskriminatif bagi semua peserta didik

C.     Prinsip penyelenggaraan Pendidikan inklusif

a. Prinsip pemerataan dan peningkatan mutu

Pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk menyusun strategi upaya pemerataan kesempatan memperoleh layanan pendidikan dan peningkatan mutu. Pendidikan inklusif merupakan salah satu strategi upaya pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan karena lembaga pendidikan inklusi bisa menampung semua anak yang belum terjangkau oleh layanan pendidikan lainnya. Pendidikan inklusif juga merupakan strategi peningkatan mutu, karena model pembelajaran inklusif menggunakan metodologi pembelajaran bervariasi yang bisa menyentuh pada semua anak dan menghargai perbedaan

b       Prinsip kebutuhan individual

Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan

c Prinsip kebermaknaan

Pendidikan inklusif harus menciptakan dan menjaga komunitas kelas yang ramah, menerima keanekaragaman dan menghargai perbedaan.¿  Prinsip berkelanjutan

pendidikan inklusif diselenggarakan secara berlanjut pada semua jenjang pendidikan.

d.    Prinsip kolaborasi

2.     Digitalisasi Pembelajaran Berdiferensiasi

    NaraSumber: Dr. Sandi Budi Iriawan, M.Pd

Digitalisasi pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru yang berorientasi kepada kebutuhan murid. Untuk memulai pembelajaran berdiferensiasi maka langkah awal yang harus dilakukan adalah memetakan kebutuhan murid. Dengan proses mengambil proses analog dan benda fisik, dan membuatnya menjadi digital.

Prinsip pembelajaran Berdiferensiasi

1.      Asesmen yang berkesinambungan dalam pembelajaran. Guru secara terus menerus mengumpulkan informasi tentang
bagaimana siswa belajar sehingga dapat menyusun rencana pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.

2.      Guru menjamin proses pembelajaran yang mengakui keberadaan semua siswa.
Siswa dibelajarkan berdasarkan kesamaan minat, merangkul semua siswa. Guru memandang semua tugas siswa berhargadan bermanfaat.

3.      Pengelompokkan siswa secara fleksibel.
Guru merancang pembelajaran yang memungkinkan semua siswa bekerjasama dengan berbagai teman sebaya pada waktu tertentu. Siswa juga bekerja dengan teman sebaya yang memiliki tingkat kesiapan sama dan berbeda dengan dirinya.
Siswa juga bekerja dengan teman sebaya yang sama minatnya,
kadang dengan teman sebaya yang berbeda minatnya

4.      Adanya kolaborasi dan koordinasi yang terus menerus antara guru kelas/ guru bidang studi dengan guru pendidik khusus.

5.      Guru dan siswa bekerja bersama membangun komitmen untuk mewujudkan hasil belajar yang diharapkan.

6.      Penggunaan waktu yang fleksibel dalam merespon proses dan hasil belajar siswa.

7.      Strategi pembelajaran yang bervariasi, seperti pusat belajar,
pusat pengembangan bakat dan minat, pusat olahraga, pembelajaran tutor sebaya, dan sebagainya.

   Siswa dinilai dengan berbagai cara sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan   setiap siswa. Tomlinson (2000b



3.     Jejak digital refleksi diri siswa dalam Pembelajaran

Narasumber : Bambang Purwanto,S.Pd.Gr

Refleksi diri adalah bagian dari proses introspeksi diri yang dilakukan dengan cara melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang telah terjadi di dalam hidup, seperti pengalaman, kebiasaan, dan keputusan. Refleksi diri bisa membantu kita untuk menjalani hidup yang lebih baik ke depannya.

Melakukan refleksi diri bisa membuka kesempatan Anda untuk melihat hal-hal penting dari setiap keadaan yang sudah pernah kita lalui. Bila dilakukan secara rutin dan dengan cara yang tepat, refleksi diri bisa membuat hidup kita lebih sehat, seimbang, dan bahagia

  Adapun makna dari refleksi diri, sebagai berikut

Untuk mengungkapkan peristiwa di masa lalu, maka kita harus membayangkan kembali kisah-kisah saat melakukan pembelajaran tyang  lalu. merenungkan capaian hasil belajar yang ditunjukkan siswa. memutar balik kembali bagaimana siswa menikmati suka duka pembelajaran yang kita lakukan, Waktu sekarang menjadi saat yang tepat untuk merefleksi perjalanan hidup setahun yang sudah dilewati. Mesti ditata dan ditelaah seluruh rangkaian peristiwa yang sudah dilalui

 Tujuan refleksi diri

Sebagai bahan masukan untuk siswa dan guru agar bisa meningkatkan kualitas pembelajaran berikutnya bisa lebih baik

Kapan sebaiknya melalukan refleksi bisa di akhir pembelajaran atau akhir semester dengan cara berbincang-bincang atau mengisi google form terkait perasaan murid,  penerimaan materi pembelajaran, memberikan usulan