Minggu, 09 Juli 2023

AKSI NYATA Semangat Guru 2: Kompetensi Nonteknis Kurikulum Merdeka [Kemitraan dengan HP Indonesia dan V&V Communications]


 Modul 1 Kreatifitas dan inovasi

Modul 2 Berpikir kritis dan Penyelesaian masalah

Modul 3 Pembinaan dan Komunikasi

Dalam konteks berpikir kritis, kita akan menemui istilah berpikir divergen dan konvergen. Berpikir divergen adalah kemampuan untuk memunculkan beragam alternatif pemecahan masalah (Vincent, Decker, Mumford, 2002). Contoh berpikir divergen adalah menemukan banyak ide untuk memanfaatkan kertas bekas, bisa menjadi bungkus gorengan, ganjal kaki meja, topi, kipas, bola mainan, kertas baru setelah didaur ulang, rumah boneka, dan lain lain. Sementara, berpikir konvergen
adalah proses memunculkan satu kemungkinan solusi pada suatu masalah (Colzato, Ozturk, Hommel, 2012). Colzato mencontohkan tugas yang membutuhkan penggunaan logika, seperti mencari persamaan dari ‘waktu’ dan ‘rambut’. Jawabannya adalah‘sama-sama bisa pendek maupun panjang’

Semakin tinggi kemampuan berpikir divergennya, semakin banyak ide-ide muncul, maka semakin banyak juga kemungkinan memilih pemecahan masalah yang kreatif

Berikut adalah beberapa cara membantu peserta didik melatih berpikir kreatif di kelas:

1.     Dorong pemecahan masalah yang kreatif: Berikan tantangan atau pertanyaan yang memerlukan pemikiran kreatif untuk dipecahkan. Dorong peserta didik untuk mencari solusi yang tidak konvensional dan berpikir di luar batasan.

2.     Berikan kebebasan eksplorasi: Berikan ruang bagi peserta didik untuk menjelajahi ide-ide baru dan bereksperimen dengan berbagai pendekatan. Dukung gagasan yang berbeda dan dorong mereka untuk berpikir di luar kotak.

3.     Ajarkan teknik pemikiran divergen dan konvergen: Ajarkan teknik seperti brainstorming untuk menghasilkan sebanyak mungkin ide (pemikiran divergen) dan kemudian membantu peserta didik untuk menyaring dan memilih ide yang paling kreatif (pemikiran konvergen).

4.     Fasilitasi kerja kelompok yang kolaboratif: Berikan kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dan memecahkan masalah secara bersama-sama. Ini memungkinkan pertukaran ide dan dukungan dari teman sekelas, yang dapat memperluas pandangan dan merangsang pemikiran kreatif.

5.     Gunakan pertanyaan terbuka: Ajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam dan refleksi. Hindari pertanyaan dengan jawaban yang jelas atau yang mengarahkan peserta didik pada satu solusi saja. Dorong mereka untuk berpikir lebih luas dan menggali lebih dalam.

6.     Berikan tugas yang memerlukan kreativitas: Sediakan tugas-tugas yang mendorong peserta didik untuk menggunakan imajinasi, merancang sesuatu, atau menciptakan solusi baru. Misalnya, proyek seni, penulisan cerita, atau merancang inovasi dalam bidang tertentu.

7.     Berikan umpan balik yang membangun: Dorong peserta didik dengan memberikan umpan balik yang konstruktif terhadap ide-ide mereka. Berikan pengakuan dan apresiasi terhadap usaha kreatif mereka dan dorong mereka untuk terus mengembangkan keterampilan berpikir kreatif.

8.     Jadikan kelas sebagai lingkungan yang mendukung: Ciptakan suasana kelas yang mendorong eksplorasi dan ketidakpastian. Dukung peserta didik untuk berani mengambil risiko, berbagi ide mereka, dan merasa nyaman dalam mengemukakan pendapat mereka.



Semoga bermanfaat...