Modul 1 Kreatifitas dan inovasi
Modul 2 Berpikir kritis dan Penyelesaian masalah
Modul 3 Pembinaan dan Komunikasi
Dalam konteks berpikir kritis,
kita akan menemui istilah berpikir divergen dan konvergen. Berpikir divergen adalah
kemampuan untuk memunculkan beragam alternatif pemecahan masalah (Vincent,
Decker, Mumford, 2002). Contoh berpikir divergen adalah menemukan banyak ide
untuk memanfaatkan kertas bekas, bisa menjadi bungkus gorengan, ganjal kaki
meja, topi, kipas, bola mainan, kertas baru setelah didaur ulang, rumah boneka,
dan lain lain. Sementara, berpikir
konvergen
adalah proses memunculkan satu kemungkinan solusi pada suatu
masalah (Colzato, Ozturk, Hommel, 2012). Colzato mencontohkan tugas yang
membutuhkan penggunaan logika, seperti mencari persamaan dari ‘waktu’ dan
‘rambut’. Jawabannya adalah‘sama-sama bisa pendek maupun panjang’
Semakin tinggi kemampuan berpikir divergennya, semakin banyak ide-ide muncul, maka semakin banyak juga kemungkinan memilih pemecahan masalah yang kreatif
Berikut adalah beberapa
cara membantu peserta didik melatih berpikir kreatif di kelas:
1.
Dorong pemecahan
masalah yang kreatif: Berikan tantangan atau pertanyaan yang memerlukan
pemikiran kreatif untuk dipecahkan. Dorong peserta didik untuk mencari solusi
yang tidak konvensional dan berpikir di luar batasan.
2.
Berikan kebebasan
eksplorasi: Berikan ruang bagi peserta didik untuk menjelajahi ide-ide baru dan
bereksperimen dengan berbagai pendekatan. Dukung gagasan yang berbeda dan
dorong mereka untuk berpikir di luar kotak.
3.
Ajarkan teknik
pemikiran divergen dan konvergen: Ajarkan teknik seperti brainstorming untuk
menghasilkan sebanyak mungkin ide (pemikiran divergen) dan kemudian membantu
peserta didik untuk menyaring dan memilih ide yang paling kreatif (pemikiran
konvergen).
4.
Fasilitasi kerja
kelompok yang kolaboratif: Berikan kesempatan untuk bekerja dalam kelompok dan
memecahkan masalah secara bersama-sama. Ini memungkinkan pertukaran ide dan
dukungan dari teman sekelas, yang dapat memperluas pandangan dan merangsang
pemikiran kreatif.
5.
Gunakan
pertanyaan terbuka: Ajukan pertanyaan yang membutuhkan pemikiran mendalam dan
refleksi. Hindari pertanyaan dengan jawaban yang jelas atau yang mengarahkan
peserta didik pada satu solusi saja. Dorong mereka untuk berpikir lebih luas
dan menggali lebih dalam.
6.
Berikan tugas yang
memerlukan kreativitas: Sediakan tugas-tugas yang mendorong peserta didik untuk
menggunakan imajinasi, merancang sesuatu, atau menciptakan solusi baru.
Misalnya, proyek seni, penulisan cerita, atau merancang inovasi dalam bidang
tertentu.
7.
Berikan umpan balik
yang membangun: Dorong peserta didik dengan memberikan umpan balik yang
konstruktif terhadap ide-ide mereka. Berikan pengakuan dan apresiasi terhadap
usaha kreatif mereka dan dorong mereka untuk terus mengembangkan keterampilan
berpikir kreatif.
8.
Jadikan kelas
sebagai lingkungan yang mendukung: Ciptakan suasana kelas yang mendorong
eksplorasi dan ketidakpastian. Dukung peserta didik untuk berani mengambil
risiko, berbagi ide mereka, dan merasa nyaman dalam mengemukakan pendapat
mereka.
Semoga bermanfaat...